Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Meskipun bisa disembuhkan, proses penyembuhan TB memerlukan waktu yang panjang dan disiplin tinggi. Salah satu keluhan yang paling umum dirasakan oleh pasien TB adalah kelemahan tubuh atau kelelahan berkepanjangan. Banyak pasien merasa lesu, tidak bertenaga, dan sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Lantas, kenapa hal ini bisa terjadi?
Artikel ini akan mengulas secara lengkap dan dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai alasan medis dan fisiologis mengapa pasien TB sering mengalami kelemahan, serta bagaimana cara mengatasinya.
- Infeksi Kronis Membebani Tubuh: Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini bisa menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri ini berkembang perlahan-lahan dan menyebabkan peradangan kronis. Artinya, sistem imun tubuh terus-menerus bekerja untuk melawan infeksi ini. Kondisi infeksi kronis menyebabkan tubuh mengalami "perang internal" yang berlangsung lama. Akibatnya, energi tubuh banyak terkuras hanya untuk mempertahankan diri melawan bakteri. Ini yang membuat pasien merasa lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
- Peradangan Sistemik dan Kelelahan: Ketika sistem imun melawan infeksi TB, tubuh melepaskan berbagai zat kimia yang disebut sitokin pro-inflamasi, seperti interleukin (IL-1, IL-6) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α). Sitokin ini memang penting untuk membasmi kuman, namun di sisi lain bisa memengaruhi fungsi otak dan otot. Efek samping dari sitokin tersebut adalah munculnya sindrom kelelahan kronis, penurunan nafsu makan, dan gangguan tidur. Tubuh menjadi sulit menyimpan energi, dan otak memproses sinyal lelah lebih cepat, sehingga pasien TB sering merasa cepat capek dan tidak bertenaga.
- Penurunan Nafsu Makan dan Gizi Buruk: Pasien TB umumnya mengalami penurunan nafsu makan drastis. Hal ini disebabkan oleh peradangan, efek samping obat, serta kondisi psikologis seperti stres dan depresi. Padahal, untuk melawan infeksi dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, tubuh memerlukan asupan nutrisi tinggi. Akibat kurangnya asupan makanan, pasien TB mengalami malnutrisi, terutama kekurangan protein dan zat besi. Malnutrisi ini menyebabkan otot melemah, fungsi organ menurun, dan energi tubuh menipis. Inilah sebabnya kelemahan jadi salah satu gejala utama yang dirasakan pasien TB.
- Anemia, Si Penyebab Tubuh Terasa Lemas: Banyak pasien TB juga mengalami anemia, yaitu kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Anemia menyebabkan pasokan oksigen ke jaringan tubuh menjadi berkurang, sehingga tubuh tidak bisa menghasilkan energi dengan optimal.
Penyebab anemia pada pasien TB bisa karena:
- Peradangan kronis menghambat produksi sel darah merah.
- Kehilangan nafsu makan menyebabkan kurangnya zat besi dan vitamin B12.
- Efek samping obat TB seperti isoniazid yang mengganggu metabolisme vitamin B6. Anemia menyebabkan gejala seperti lemas, pucat, mudah lelah, dan kadang pusing. Ini memperparah rasa kelemahan yang dialami pasien TB
Ketika suplai oksigen berkurang, tubuh akan cepat kehabisan tenaga meskipun hanya melakukan aktivitas ringan. Pasien TB paru biasanya mengalami sesak napas, mudah lelah saat naik tangga, bahkan saat berjalan sebentar saja.
6. Efek Samping Obat TB: Pengobatan TB menggunakan regimen jangka panjang dengan kombinasi beberapa obat. Beberapa obat TB seperti isoniazid, rifampisin, dan etambutol memang efektif membunuh kuman TB, tapi juga bisa menimbulkan efek samping, antara lain:
- Gangguan liver yang membuat tubuh cepat lelah.
- Mual dan muntah yang menyebabkan pasien tidak mau makan.
- Neuropati (kerusakan saraf) yang menimbulkan rasa kesemutan atau lemas otot.
Obat yang dikonsumsi terus menerus juga bisa membuat pasien merasa letih secara mental dan fisik. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien untuk rutin kontrol ke fasilitas kesehatan agar efek samping bisa ditangani sedini mungkin.
7. Masalah Psikologis: Depresi dan Kecemasan: Tak sedikit pasien TB yang merasa terasing, malu, atau stres karena penyakit yang dideritanya. Apalagi stigma TB masih cukup kuat di masyarakat. Tekanan psikologis ini bisa menurunkan semangat hidup dan memperparah rasa kelelahan.
Depresi dan kecemasan juga bisa mengganggu pola tidur, nafsu makan, dan aktivitas sehari-hari, sehingga kondisi tubuh menjadi semakin lemah. Maka dari itu, dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting dalam proses pemulihan pasien TB.
Cara Mengatasi Kelemahan pada Pasien TB
Kelemahan pada pasien TB memang wajar, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu pasien merasa lebih bertenaga:
- Patuhi Pengobatan TB Secara Teratur: Minum obat TB secara disiplin adalah kunci utama penyembuhan. Jangan berhenti sebelum dinyatakan sembuh oleh dokter.
- Perbaiki Pola Makan dan Gizi: Konsumsilah makanan bergizi tinggi, terutama protein, zat besi, dan vitamin. Jika perlu, minta bantuan ahli gizi.
- Tidur dan Istirahat Cukup: Tidur malam minimal 7-8 jam dan sempatkan istirahat di siang hari bila lelah.
- Lakukan Aktivitas Fisik Ringan: Jalan kaki santai, senam ringan, atau peregangan bisa membantu tubuh tetap bugar.
- Kelola Stres dan Emosi: Berbicara dengan keluarga, konselor, atau kelompok dukungan bisa meringankan beban mental.
- Rutin Periksa Kondisi Kesehatan: Pantau kondisi darah, fungsi hati, dan status gizi secara berkala.
Bagi Anda yang membutuhkan layanan terapi pemulihan bagi Pasien TB di Pontianak dapat menghubungi kami.
Terima kasih